3.1 PERTUMBUHAN
EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam
jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi
memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
(Sadono Sukirno, 1994;10)
Sumber
Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan
sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic
Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan
nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode
waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah
negara.
Kenaikan
GDP dapat muncul melalui:
1.
Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat
menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga
kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan
tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan
keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik
menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung
jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber
lain dari pertumbuhan ekonomi.
3.
Kenaikan produktivitas
Kenaikan
produktifitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi
lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326).
Manfaat
Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat
Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
Laju pertumbuhannya
untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan
perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab
semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi
tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
Sebagai dasar
pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan
prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.
Sebagai dasar
pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk
dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja
dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
CARA MENGHITUNG PERTUMBUHAN EKONOMI
Untuk
dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP). PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan
di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level
provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB) PDB
jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini
lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan
kesejahteraan penduduk di suatu tempat.
Ada
banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa,
namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :
1.
Sumber pertumbuhan.
Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga
sumber pertumbuhan,
yaitu :
yaitu :
a. peningkatan
tenaga kerja,
b. peningkatan
modal, dan
c. peningkatan
efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan.
Jumlah
tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih
lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal
dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan
menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output
yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama.
Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP). Pendorongan ketiga
sumber ini disebut juga supply-side economy, atau ekonomi dari sisi penawaran.
2.
Terjadinya
penurunan (downturns) pada ekonomi (resesi dan depresi).
Ini
menjawab pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara
logika, apapun yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP
akan menyebabkan penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan
output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam,penyebaran penyakit berbahaya
dan kerusuhan. Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam
barang dan jasa diagregasikan. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan
tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Nilai total pendapatan nasional dalam
satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga
berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan
kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya. Jika nilai nominal
ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil
(PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah
satu tahun dasar —misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa
dihitung berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut.
Karena harga barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan
adanya perubahan kuantitas barang/jasa. Perubahan PDB ini mencerminkan
perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari
disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai “ pertumbuhan
ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang
diproduksi dalam sebuah perekonomian. Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi
adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g
= tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs
= PDB riil tahun sekarang
PDBk
= PDB riil tahun kemarin
Contoh
soal :
PDB
Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah =
Rp. 420triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika
diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
Jawab
:
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
0 komentar:
Posting Komentar