Identitas Buku
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Tempat Terbit : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan III, Juli 2007
Tebal halaman : 533 halaman termasuk juga tentang penulis
Pratinjau
Banyak
orang (teman-teman) yang telah mengatakan bahwa buku ini bagus kepada saya,
maka dari itu saya menjadi penasaran dan ingin membacanya. Setelah saya baca
ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus tetapi “sangat bagus”, karena di
dalamnya banya terdapat pelajaran yang dapat kita ambil tentang keagamaan,
persahabatan yang luar biasa, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan
makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak. Cerita ini memang lain dari
cerita biasanya, karena biasanya kita sering membaca novel percintaan yang
tidak medidik moral maupun agama. Novel Laskar Pelangi karya Mas Andrea Hirata
ini ceritanya sangat membuat saya terkesan dengan ceritanya yang menggabungkan
dua hal yang berbeda, sastra dan science. Sebuah buku yang pintar hasil dari
orang yang pintar.
Isi
Unsur Instrinsik
Tema
Persahabatan sepuluh
anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai
dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang kecil yang mempunyai
cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah
Muhamadiyah.
Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
Tokoh dan Perwatakan
Aku sebagai ikal : tidak mudah putus asa dan tegar.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati dan bijaksana.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan sabar.
Ibu N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik hati dan penyayang.
Lintang : pantang menyerah dan cerdas.
Mahar : kreatif, imajinatif dan cerdas.
Trapani : manja dan cerdas.
Kucai : hiperaktif, susah diatur dan benyak bicara
Sahara : keras kepala, cerdas dan baik hati.
A kiong : baik dan sedikit aneh.
Harun : baik tetapi agak keterbelakangan mental.
Borek : nakal dan susah diatur.
Alur
Di dalam novel ini memakai alur maju, karena dalam ceritanya tidak terdapat kilas balik sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi di kisah selanjutnya.
Gaya Bahasa
Di dalam novel ini memakai alur maju, karena dalam ceritanya tidak terdapat kilas balik sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi di kisah selanjutnya.
Gaya Bahasa
Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena ada
kata-kata yang sulit untuk dipahami atau dapat kita mengerti. Hal ini
dikarenakan untuk menyesuaikan bahasa berdasarkan tempat yang diceritakan yaitu
di Bangka Belitong, daerah terpencil yang belum meluas bahasanya.
Amanat
Bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus senantiasa
bersyukur. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang
membelit cita-cita yang tingggi.
Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan
sertaan, karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.
Unsur Ekstrinsik
Nilai-nilai Novel
Kita
dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus
senantiasa bersyukur. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam
kemiskinan yang membelit cita-cita yang tingggi. Pada dasarnya kemiskinan tidak
berkorelasi/berinteraksi langsung dengan kebodohan atau kegeniusan. Banyak
sekali pelajaran yang dapat kita teladani dari novel tersebut seperti
keagamaan, moral, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna
sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak. Selain itu kita dapat mencontoh
tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur,
tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, dan sebagainya.
Kelebihan
Dalam
hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain
harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan
isi novel tidak berbelit-belit.
Kita
dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan
cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini Ikal, akan
menuntun kita dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar kita dapat melihat
ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar kita menolak semua
keputusasaan dan ketakberdayaan kita sendiri. Secarah keseluruhan saya menilai
novel ini bagus dan membangun. Novel laskar pelangi ini juga sarat hikmah,
dakwah, dan rasa persahabatan yang sangat kental. Tuturannya mengalir,
menyentuh, mencerahkan, menggelikan, membidik pusat kesadaran, dan jauh dari
sifat menggurui.
Bahasa
yang digunakan tidak berbelit-belit walaupun ada kata-kata yang kita tidak tahu
maknanya dan yang belum dapat kita pahami, dikarenakan cerita menyesuaikan
tempat daerah Belitong.
Kekurangan
Pada
dasarnya novel ini hampir tiada kekurangan. Hal itu disebabkan
karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan
pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan
pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
Sinopsis
Sinopsis
Novel Laskar Pelangi ini takan bernilai manfaat apa-apa, kecuali kawan-kawan
mau belajar untuk mandiri dan bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita.Coba
mulailah mencari peluang beasiswa kuliah di
luar negeri dan belajar tentang hal-hal baru seperti nanotechnology.
Laskar
Pelangi adalah sosok teladan, selama kita juga mau peduli dengan keadaan
sekitar. Seperti pelangi yang hadir selepas hujan. Mulailah dari
sekarang!!
Cerita terjadi di Desa
Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah
terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa
baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara
pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak
berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di
sekolah kecil itu.
Mulai
dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk,
pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A
Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu
Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang
diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar,
pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh
sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka,
Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka
terhadap pelangi – pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara.
Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena
kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17
Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs.
Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan
lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa
dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah
Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat
mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal
yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini
diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa
merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!
Kepengarangan
Andrea
Hirata Seman Said Harun (lahir di pulau Belitung, 24 Oktober 1982; umur 28 tahun) adalah seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitung, provinsi Bangka
Belitung. Novel pertamanya adalah novel Laskar
Pelangi yang merupakan buku pertama dari tetralogi novelnya.
Andrea
berpendidikan ekonomi di Universitas
Indonesia, mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk
studi master of science di Universite
de Paris, Sorbonne,Perancis dan Sheffield Hallam University, United
Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan
dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude.
Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa
Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi
pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai
referensi Ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.
0 komentar:
Posting Komentar